1 Data Buku Ø Judul novel: Cinta Diujung Sajadah Ø Penulis: Asma Nadia Ø Jumlah halaman: 292 halaman Ø Penerbit: REPUBLIKA Ø Alamat penerbit: Jl.Warung Buncit Raya No.37 Jakarta Selatan 2) Unsur Instrinsik a) Tokoh Ø Cinta Ø Mama alia Ø Cantik Ø Mbok nah Ø Anggun Ø Ayah Ø Neta Ø Aisyah Ø Makky Ø Adji b) Watak Ø Cinta: penyabar dan baik hati Ø Mama alia: sombong dan suka
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Identitas BukuJudul Buku Di Atas Sajadah CintaPenulis Habiburrahman El ShirazyPenerbit Penerbit RepublikaEdisi Cetakan XXIITahun terbit 2006Tebal Buku 266 halamanDimensi Buku 13,5 x 20,5 cmBerat Buku 500 gramGenre FiksiISBN 979-3210-71-00Sinopsis Penulis novel terkenal yang telah meraih berbagai penghargaan, baik dalam maupun luar negeri, seperti Peraih Penghargaan Sastra Terpuji Pena Award 2005, Peraih Penghargaan The Most Favorite Book 2005, Peraih Penghargaan Fiksi Dewasa Terbaik IBF Award 2006, dan masih banyak penghargaan novel Ayat Ayat Cinta ini telah melahirkan novel lainnya. Salah satu nya adalah novel Di Atas Sajadah Di Atas Sajadah Cinta berisi kumpulan kisah cinta teladan Islami dan menggugah hati. Terdapat 38 kisah cinta teladan Islami dihadirkan dalam novel tersebut. Setiap kisah mempunyai penafsiran yang berbeda akan makna penulis menyajikan setiap kisah dalam novel tersebut dengan baik. Novel tersebut memberikan penafsiran mendalam tentang makna cinta bahwa sesungguhnya cinta bukan hanya sekadar saling menyayangi antara laki-laki dan perempuan, melainkan juga sesungguhnya cinta disandarkan hanya kepada Sang Maha yang dihadirkan dalam novel tersebut membawa pembaca ke dalam sebuah ketenangan hati dalam menumbuhkan benih cinta kepada Yang Maha Esa, seperti kisah berjudul Buah Cinta Berasas Takwa, Kisah Cinta Teladan, Surga di Telapak Kaki Ibu, dan kisah menarik tergambar dalam kisah berjudul Di Atas Sajadah Cinta disajikan sebagai kisah pengantar dalam novel tersebut. Dalam hal ini, kisah Di Atas Sajadah Cinta benar-benar memberikan warna tersendiri akan pencarian cinta Di Atas Sajadah Cinta menceritakan seorang pemuda tampan, baik hati dan ketakwaan yang luar biasa bernama Zahid. Zahid tinggal di Kota Kuffah. Setiap hari, Zahid banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah dan menuntut ilmu di masjid. Kezuhudan, kecerdasan, dan kebaikan hatinya menjadikan dirinya dikenal sebagai teladan di seluruh kota. Tidak ada satu pun penduduk kota yang tidak kenal dan kagum dengan ketika, Zahid mengunjungi temannya yang sedang sakit. Saat di tengah perjalanan, Ia bertemu dengan Afirah. Afirah adalah seorang gadis cantik, rupawan, cerdas, baik hati, salihah, dan berkulit putih. Banyak pemuda yang ingin memperistri itu menumbuhkan benih-benih cinta Zahid kepada Afirah begitu pun sebaliknya. Sejak pertemuan itu, hari-hari Zahid dikelilingi oleh bayang-bayang Afirah. Setiap hari, Zahid selalu memikirkan Afirah. Namun, hal ini membuat Zahid bimbang dengan keadaan pada suatu ketika, Ia menangis dalam ibadahnya karena semata-mata telah menduakan Ia berdoa untuk berusaha mencari pun berlalu, sampai suatu ketika, Zahid memberanikan diri untuk mengunjungi rumah Afirah hendak mengungkapkan rasa cintanya pada Afirah dan berniat untuk melamar di rumah Afirah, Zahid menyampaikan niat baik tersebut kepada Abu Afirah, Ayahandanya. Di sisi lain, Afirah mendengar pembicaraan itu dengan saksama. Afirah berharap ayahnya menerima lamaran dari seorang pemuda dengan ketakwaannya yang luar biasa indah kabar daripada rupa sepertinya cocok bagi keadaan keduanya, Afirah sangat kecewa karena mendengar bahwa ayahnya menolak lamaran Zahid karena Afirah telah terlebih dahulu dilamar oleh Yasir, seorang pemuda kaya raya, tetapi memiliki sifat sombong di penjuru Kota Kuffah. Hal ini, membuat Zahid dan Afirah dilanda kesedihan mendalam di mana mereka saling mencintai, tetapi tidak bisa ketika, Afirah mengirimkan surat kepada Zahid berisi tawaran untuk melanjutkan kisah cinta mereka di jalan yang sesat. Zahid menolak dengan tegas tawaran Afirah. Zahid berkata wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik pula, wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia yaitu surga. Begitu membaca balasan itu, Afirah menangis. Ia menangis karena telah menemukan sesuatu yang sangat berharga, yaitu hidayah. Pertemuan dan percintaannya dengan seorang pemuda yang dikenal dengan ketakwaannya itu telah mengubah jalan hidup disangka, Afirah mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa ayahnya telah membatalkan pertunangan dirinya dengan Yasir. Afirah bergegas menyampaikan kabar tersebut kepada Zahid. Mendengar kabar itu, rasa syukur dan bahagia menyelimuti hati Zahid. Zahid pun pergi ke rumah Afirah dan segera melamar Afirah. Pernikahan keduanya pun dilaksanakan mengikuti sunah Rasulullah itu, Zahid sujud syukur di mihrab masjid Kuffah. Bunga-bunga cinta bermekaran dalam hati keduanya. Tiada henti keduanya mengucap syukur. KesimpulanDalam kisah tersebut terselip makna bahwa cinta hanyalah disandarkan kepada Yang Maha Esa, Allah tersebut mengajarkan bagaimana seharusnya kecintaan kepada seorang hamba tidak lebih besar dari kecintaan kepada TuhanNya dan bagaimana kekuatan doa adalah kekuatan paling Di Atas Sajadah Cinta membawa pembaca ke dalam kesejukan kisah cinta seorang hamba kepada TuhanNya. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
RESENSINOVEL. Judul: Ken Arok; Cinta dan Takhta. Penulis: Zhaenal Fanani. Penerbit: Metagraf (Grup Tiga Serangkai) Tahun: 2013. Tebal: 536 Halaman. SINOPSIS. Ken Arok lahir dari seorang perempuan bernama Ken Ndok, seorang perempuan dari Desa Pangkur yang dipersunting oleh Resi Yogiswara. Namun, selama sepuluh tahun menikah, Ken Ndok tidak
Konsep dan Prinsip Islam Itu “Up To Date” oleh risma yuliani Nama buku Di Atas Sajadah Cinta cetakan ke-17 Pengarang Habiburrahman El Shirazy Penerbit Republika , Pesantren Basmala Indonesia , MD Entertainment Tahun terbit tahun 2007 Tebal 20,5 cm x 13,5 cm atau 265 halaman Harga Rp Habiburrahman El Shirazy lahir di kota Semarang, pada tanggal 30 September 1976. Pria kelahiran Semarang ini lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik. Pekerjaan beliau adalah dai, novelis, sekaligus penyair . Kang Abik memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah I Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 beliau merantau ke Kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus MAPK Surakarta, lalu lulus pada tahun 1995. Setelah tamat, beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau memutuskan menuntut ilmu di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadis, Universitas Al-Azhar, Cairo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Universitas Al-Azhar selama 4 tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 1999. Seperti tak kenal lelah menimba ilmu, beliau melanjutkan pendidikan S2 di The Institute for Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri. Dampak dari ketekunan Kang Abik dalam menyelami pendidikan yaitu beliau telah banyak meraih prestasi-prestasi yang patut diacungkan jempol. Adapun prestasi-prestasi yang telah diraih erat oleh Kang Abik antara lain sebagai berikut Pada semasa di SLTA pernah menulis naskah teatrikal puisi berjudul “Dzikir Dajjal” yang dipentaskan di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari, Surakarta pada tahun 1994. Juara I lomba menulis Artikel se-MAN I Surakarta pada tahun 1994. Juara I lomba membaca puisi religius tingkat SLTA se-Jawa Tengah pada tahun 1994. Juara I lomba pidato tingkat remaja se-eks Karesidenan Surakarta pada tahun 1994. Juara I lomba pidato Bahasa Arab se-Jawa Tengah yang diadakan oleh UMS Surakarta pada tahun 1994. Juara I lomba membaca puisi Arab tingkat nasional yang diadakan oleh IMABA UGM pada tahun 1994. Juara 5 dalam lomba KIR tingkat se-Jawa Tengah pada tahun 1995 dengan judul tilisan “Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja”. Keberadaan Kang Abik dalam lingkungan sosial sangat diterima hangat . sebagai buktinya, saat di Cairo Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI Majelis Intensif Studi Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam pada tahun 1996-1997. Selain itu, Kang Abik pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Assatidz Pesantren Virtual Nadhatul Ulama yang berpusat di Cairo, dan masih banyak lainnya. Adapun karya-karya sastra yang telah dilahirkan oleh Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik diantaranya sebagai berikut 1. novel “Dalam Mihrab Cinta” pada tahu 2007 ; 2. novel “Ketika Cinta Bertasbih 2” pada tahun 2007 ; 3. novel “Ketika Cinta Bertasbih 1” pada tahun 2007 4. novel mini “Pudarnya Pesona Cleopatra” pada tahun 2005 5. kumpulan cerpen “Ketika Cinta Berbuah Surga” pada tahun 2005 6. novel “Ayat-ayat Cinta” tahun 2004 7. kumpulan cerpen “Di Atas Sajadah Cinta” pada tahun 2004, dan lain-lain. Kang Abik juga telah melahirkan beberapa karya terjemahan seperti berikut 1. novel “Menyucikan Jiwa” pada tahun 2005 ; 2. novel “Rihlah Ilallah” pada tahun 2004 ; 3. kumpulan cerpen “Ketika Duka Tersenyum” pada tahun 2002 4. biografi Umar Bin Abdul Aziz pada tahun 2002 5. novel “Ketika Cinta Menemukanmu” pada tahun 2001 ; 6. novel “Ar-Rasul”, dan lain-lain. “Di Atas Sajadah Cinta” adalah sebuah kumpulan cerpen yang memuat 38 cerita teladan islami yang terinspirasi dari kisah-kisah nyata pada masa kehidupan Rasulullah saw dan kisah nyata sahabat-sahabat Habiburrahman El Shirazy beberapa certia yang terdapat didalam Ketika Cinta Berbuah Surga, Ketika Derita Mengabadikan Cinta, dan Nyanyian cinta. Dalam Kumpulan cerpen ini Kang Abik menampilkan berbagai macam cerita-cerita teladan islami yang bernapaskan Islam yang syarat dengan aqidah dan prinsip-prinsip dasar Islam. Ceritanya penuh variasi dengan tetap menampilkan tema yang cenderung mengangkat ruang-ruang cinta yang sangat halus dan indah, sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip Islam. Keberagaman kisah juga membuktikan bahwa prinsip-prinsip Islam selalu bersifat Up To Date dalam segala bentuk, variasi, dan waktu. Hal ini dapat dilihat dari perwatakan tokoh dari setiap kisah yang menggambarkan kecintaannya kepada Allah yang begitu besar, ketaqwaannya kepada Allah, serta rasa pasrah dan syukurnya dalam menghadapi takdir yang dihiasi dengan ikhtiar, yang semua itu selalu memberikan akhir yang baik dan bahagia bagi pribadi dan orang lain. Dalam masing-masing cerita yang terdapat dalam buku ini dapat dilihat bahwa kesamaan masalah dari setiap kisah yaitu cobaan atau halangan seorang umat Rasulullah dalam mempertahankan prinsip-prinsip Islam dalam lingkungan hidupnya yang semakin modernisasi dan menjauh dari ajaran agama. Sehingga disimpulkan konflik yang terjadi dalam setiap cerita yaitu konflik batin dan konflik lahir. Seperti kisah dalam cerpen yang berjudul Di Atas Sajadah Cinta, yang diangkat sebagai judul buku ini. Cerita ini mengisahkan tentang dua insan manusia yang saling mecintai karena Allah . Zahid adalah seorang pria yang dalam hidupnya selalu berpegang erat kepada benteng Allah, dan selalu menghiasi hidupnya dengan kalimat tasbih. Zahid tak kuasa menangkis pesona seorang gadis jelita yang bernama Afirah . Namun, jalan nasibnya tak semulus yang dia pikirkan. Suatu hari, Zahid telah mantap memutuskan untuk melamar bidadarinya itu . kedatangannya disambut dengan senyuman yang merekah oleh keluarga gadis itu . selang waktu kemudian, Zahid pun langsung menyampaikan tujuan kedatangannya, yaitu ingin mengkhitbah Afirah. Dengan jantung yang berdetak begitu kencang, Zahid menunggu jawaban dari pihak Afirah. Seperti menerima peluru yang mematikan, kata”terlambat” itu dilontarkan orang tua Afirah kepada Zahid. Ternyata Afirah telah dikhitbah terlebih dahulu oleh pemuda yang bernama Yasir. Bak menerima badai yang dahsyat, Zahid dan Afirah terduduk diam dan tak bergairah menerima hal ini. Afirah pun menjadi salah langkah. Ia mengajak Zahid untuk memadu cinta sembunyi-sembunyi. Dengan berlinangan air mata, Zahid menanggapi tawaran Afirah yang gila itu. Zahid menolak tawaran Afirah. Dia mengatakan kepada afirah bahwa wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yanng tidak baik pula, dan sebaliknya. Membaca balasan surat Zahid, Afirah menagis tersedu-sedu. Ia telah menemukan hal yang lebih berharga yaitu hidayah. seiring waktu, berita bahagia menghiasi hidup mereka berdua. Zahid menerima surat dari Afirah yang berisikan bahwa ayahnya telah membatalkan pertunangannya dengan Yasir, dan meminta Zahid segera mengkhitbahnya dan menikah dengannya. Setelah membaca surat itu, Zahid segera sujud syukur dan tak henti mengucapkan hamdalah . . Lebih menarik lagi sebagaimana cerpen yang berjudul “Andai Jakarta seperti Mata kakak”. Dalam cerpen ini, Kang Abik menggambarkan bagian kecil dari kehidupan kers di Jakarta dan kebijaksanaan dan kelembutan yang terpancar dari seorang muslimah. Singkatnya, suatu hari yang dihiasi dengan terik matahari . di tengah jalan seorang gadis berjilbab yang bermata teduh dikejutkan dengan suara teriakan minta tolong. Gadis itu bernama Ulya. Sedetik kemudian Ulya tersadar. Ia melihat gadis kecil dikejar oleh banyak teriakan “pencopet”. Ulya yang tampak mengerti dengan apa yang terjadi, ia tak ragu menyelamatkan gadis kecil itu dan tak gentar menanggapi tuduhan demi tuduhan yang dilontarkan oleh banyak orang terhadap gadis kecil itu. Setelah melewati perdebatan yang dahsyat akhirnya Ulya berhasil menyelamatkan gadis kecil itu yang akhirnya diketahuinya bernama Tata dari amukan orang banyak. Tata merasa senang karena masih ada orang dalam hidupnya menyayanginya dan mengerti dirinya. Pada akhir dialog keduanya, gadis kecil itu mengatakan kepada gadis berjilbab itu “…. Mata kakak begitu bening, teduh, indah dan nyaman. Ah, andai Jakarta seperti mata kakak. …” Itulah dua cerita dari 38 cepen yang termuat dalam kumpulan cerpen ini. Cerita yang sangat menggugah nurani siapa saja yang membacanya. Berbagai ragam kisah dan konflik yang ditampilkan dalam judul lain lebih baik atau sama dengan dengan dengan kedua cerita ini Layaknya kita tahu, setiap buku yang siap terbit atau yang telah terbit seharusnyalah memiliki kelebihan dari berbagai segi atau pandangan agar dapat dijadikan daya tarik atau daya jual di pasaran. Adapun kelebihan dari kumpulan cerpen “Di Atas Sajadah Cinta” ini diantaranya sebagai berikut 1. Kang Abik menggunaan bahasa yang relatif mudah dimengerti banyak kaum mukmin 2. kang Abik sering menampilkan dalil nagli dan dalil aqli di masing-masing cerita yang dapat meyakinkan pembaca terhadap sumber pemikiran Kang Abik sebagai Penulis. 3. Tulisan Kang Abik sangat lembut dan indah yang sangat mencerminkan ke-Islaman yang sesungguhnya. 4. semua cerita merupakan cerita nyata, sehingga pembaca dapat mencontoh tingkah laku seorang tokoh cerita dengan penuh yakin karena Allah, dan lain-lain. Tidak ada sesuatu hal pun yang sempurna di dunia . Begitu juga dengan kumpulan cerpen ini. Kekurangannya terletak pada penulisan dalil nagli yang tidak menggunakan tulisan arab . seandainya tulisan Arab ditoreskan dalam setiap dalil nagli, pastilah lebih memperindah tulisan dan membuat pembaca lebih menarik untuk membacanya. dari sekilas uraian mengenai kumpulan cerpen “Di Atas Sajadah Cinta kita dapat melihat dan menimbang sendiri kelayakan buku ini untuk dibaca dan diterapkan amanatnya dalam kehidupan sehari-sehari. Mudah-mudahan kehadiran buku ini dapat mengukuhkan tali dakwah di antara kita. Amin.
Masalahyang dinilai dalam penggalan resensi di atas adalah . a. kekurangan/kelemahan novel tersebut b. keunggulan/kelebihan novel tersebut. Ia selalu membawa sajadah kecil berwarna biru dan setia mengambil tempat di belakang imam. minta agar kau mengatakan alasan sebenarnya menolakku dan menolak banyak lelaki yang menyatakan cinta
Satu lagi buku karya penulis hebat Indonesia yang tidak lekang oleh waktu, juga tidak bosan untuk membaca hasil karyanya. Habiburrahman El Shirazy atau yang biasa dipanggil dengan Kang Abik ini kembali mengeluarkan buku barunya, yaitu “Di Atas Sajadah Cinta”. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang ditulisnya, pada edisi buku kali ini merupakan kumpulan cerita yang berisi kisah-kisah teladan Islami peneguh iman dan penenteram jiwa. Oleh karena itu, tidak salah kiranya kalau sebelum membeli buku tersebut, Anda membaca sedikit resensi novel “Di Atas Sajadah Cinta” awalnya, buku kecil “Di Atas Sajadah Cinta” ini pertama kali muncul pada bulan Mei 2004, dan sudah mengalami cetak ulang sampai saat ini. Buku ini memang berisi cerita-cerita teladan Islami yang sengaja dikumpulkan Kang Abik, selain itu juga memuat beberapa cerita pendek yang sengaja ditulis Kang Abik yang terinspirasi dari kisah sahabat Kang Abik sendiri. Pada awal kemunculannya kisah cerita yang ada pada buku ini hanya berjumlah 25 cerita, namun pada kurun waktu berikutnya kisah cerita ditambah hingga mencapai 38 judul cerita. Identitas BukuJudul Di Atas Sajadah Habiburrahman El. ShirazyPenerbit Republika – Basmalah Republika terbit Cetakan XVI, Juli buku 265 Buku “Di Atas Sajadah Cinta”Sebagai kumpulan cerita Islami, tentu saja buku dengan judul “Di Atas Sajadah Cinta” ini menjadi karya yang menarik untuk dimiliki dan dibaca, bahkan salah satu judul cerita yang ada didalamnya, yaitu “Di Atas Sajadah Cinta” adalah kisah cerita yang ditulis oleh Kang Abik sendiri. Novel dengan kumpulan cerita didalamnya berisi kisah-kisah teladan Islami yang menggugah dan meneguhkan iman dan juga menentramkan membaca novel ini, Anda akan mendapatkan pesan positif dari setiap kisahnya, mulai dari kisah para nabi, sahabat nabi hingga para mujahid. Selain itu, novel ini juga menceritakan hubungan cinta seorang hamba dengan Tuhannya, bagaimana seorang hamba mengadu dan meratap pada Sang Pencipta, dan juga bagaimana seorang hamba merayu untuk mendapatkan cinta yang diridhoi oleh Sang juga Resensi Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”.Kisah pertama yang disampaikan dalam novel ini sama dengan judul bukunya yaitu “Di Atas Sajadah Cinta”, yang menceritakan kisah seiorang pemuda bernama Zahid, seorang anak muda tampan yang mencintai masjid dan juga beribadah dan menuntut ilmu di masjid. Hingga pada suatu ketika Zahid bertemu dengan gadis yang bernama Afirah, kedua anak muda ini kemudian berserah diri pada Alloh, yang pada akhirnya kedua anak muda ini dipertemukan Alloh dalam satu ikatan pernikahan kisah tersebut, masih banyak kisah cerita lain yang menggugah kita untuk meneruskan membaca novel yang penuh pelajaran Novel “Di Atas Sajadah Cinta”Sebagai novel yang memotivasi, tentu saja novel Islami ini menjadi novel pembangun jiwa bagi para pembacanya. Selain itu, berbagai kisah yang ada di dalam novel juga menjadi pembuktian bahwa cerita dengan makna positif menjadi cerita yang saat ini sangat disukai Novel “Di Atas Sajadah Cinta”Berbicara tentang kekurangan, secara alur cerita memang tidak ada kekurangan. Kekurangan yang ada hanya terletak pada desain covernya yang terlihat kurang dia, sedikit resensi novel “Di Atas Sajadah Cinta”, semoga bermanfaat, menghibur dan menginspirasi kita semua.
Siangia puasa malam ia habiskan dengan bermunajat pada Tuhannya. Di atas sajadah putih ia menemukan cinta yang lebih agung dan lebih indah, yaitu cinta kepada Allah SWT. Hal yang sama juga dilakukan Zahid di masjid Kufah. Keduanya benar-benar larut dalam samudera cinta kepada Allah SWT. Allah Maha Rahman dan Rahim.
A. Identitas buku Nama buku Di Atas Sajadah Cinta Pengarang Habiburrahman El Shirazy Penerbit Republika , Pesantren Basmala, MD Entertainment Tahun terbit 2006 Tebal 20,5 cm x 13,5 cm atau 265 halaman. B. Sinopsis buku Zahid adalah seorang pria yang dalam hidupnya selalu berpegang erat kepada benteng Allah, dan selalu menghiasi hidupnya dengan kalimat tasbih. Zahid tak kuasa menangkis pesona seorang gadis jelita yang bernama Afirah yang ia temui . Namun, jalan nasibnya tak semulus yang dia pikirkan. Suatu hari, Zahid telah mantap memutuskan untuk melamar bidadarinya itu . kedatangannya disambut dengan senyuman yang merekah oleh keluarga gadis itu . selang waktu kemudian, Zahid pun langsung menyampaikan tujuan kedatangannya, yaitu ingin mengkhitbah Afirah. Dengan jantung yang berdetak begitu kencang, Zahid menunggu jawaban dari pihak Afirah. Seperti menerima peluru yang mematikan, kata”terlambat” itu dilontarkan orang tua Afirah kepada Zahid. Ternyata Afirah telah dikhitbah terlebih dahulu oleh pemuda yang bernama Yasir. Bak menerima badai yang dahsyat, Zahid dan Afirah terduduk diam dan tak bergairah menerima hal ini. Afirah pun menjadi salah langkah. Ia mengajak Zahid untuk memadu cinta sembunyi-sembunyi. Dengan berlinangan air mata, Zahid menanggapi tawaran Afirah yang gila itu. Zahid menolak tawaran Afirah. Dia mengatakan kepada afirah bahwa wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yanng tidak baik pula, dan sebaliknya. Membaca balasan surat Zahid, Afirah menagis tersedu-sedu. Ia telah menemukan hal yang lebih berharga yaitu hidayah. seiring waktu, berita bahagia menghiasi hidup mereka berdua. Zahid menerima surat dari Afirah yang berisikan bahwa ayahnya telah membatalkan pertunangannya dengan Yasir, dan meminta Zahid segera mengkhitbahnya dan menikah dengannya. Setelah membaca surat itu, Zahid segera sujud syukur dan tak henti mengucapkan hamdalah . Kelebihan 1. menggunaan bahasa yang relatif mudah dimengerti banyak kaum mukmin 2. menampilkan dalil nagli dan dalil aqli di masing-masing cerita yang dapat meyakinkan pembaca terhadap sumber pemikiran Kang Abik sebagai Penulis. 3. Tulisannya sangat lembut dan indah yang sangat mencerminkan ke-Islaman yang sesungguhnya. 4. semua cerita merupakan cerita nyata, sehingga pembaca dapat mencontoh tingkah laku seorang tokoh cerita dengan penuh yakin karena Allah, dan lain-lain. Kekurangan Tampilan gambar sampul yang kurang menarik Kesimpilan Buku ini layak di baca karena ceritanya merupakan cerita nyata dan sangat mencerminkan ke islaman yang sesungguhnya, serta terdapat dalil nagli dan dalil aqli.
AtasSajadah Cinta Habiburrahman El shirazy) Resensi Novel Di atas Sajadah Cinta karya Habiburrahman El Shirazy Film Religi : Harim ditanah Haram HARAPAN DI ATAS SAJADAH - THE MOVIE - (MAN 19 novel "Diatas Sajadah Cinta" by Habiburahman El Shirazy Film Cinta Page 9/17. Read Book Di Atas Sajadah Cinta Habrrahman El Shirazy Suci Zahrana (2012
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 112131 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d82aae899170e8c • Your IP • Performance & security by Cloudflare
AtasSajadah Cinta 2006 READ ONLINE FREE book by. Diatas Sajadah Cinta Perycantiq. Pecinta Novel Habiburrahman El Shirazy Beranda Facebook. KUMPULAN NOVEL NOVEL DI ATAS SAJADAH CINTA. resensi buku kumpulan cerpen di atas sajadah cinta. Dia Atas Sajadah Cinta Download Novel Gratis. Diatas Sajadah Cinta PDF Free Ebook Magazine.
Novel Diatas Sajadah Cinta adalah sebuah karya sastra yang ditulis oleh seorang penulis Indonesia bernama Habiburrahman El Shirazy. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2004 oleh penerbit Republika Penerbit. Alur Cerita Novel Diatas Sajadah Cinta menceritakan tentang kisah cinta antara seorang tokoh utama bernama Fahri bin Abdillah dan seorang wanita bernama Aisha. Fahri adalah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Mesir. Sedangkan Aisha adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya di Mesir. Kisah cinta mereka bermula ketika Fahri membantu Aisha yang sedang dalam keadaan terjebak di dalam mobilnya yang mogok. Meskipun awalnya Aisha tidak mau ditemani oleh Fahri, namun lambat laun mereka menjadi semakin akrab dan saling mengenal satu sama lain. Tetapi, kisah cinta mereka menghadapi banyak rintangan, terutama dari keluarga Aisha yang tidak menyetujui hubungan mereka karena perbedaan agama dan status sosial. Selain itu, Fahri juga menghadapi banyak permasalahan dalam studinya, terutama dalam memahami bahasa Arab dan budaya Mesir yang berbeda dengan Indonesia. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat, Fahri berhasil menyelesaikan studinya dengan baik dan tetap mempertahankan hubungannya dengan Aisha meski harus menghadapi banyak cobaan. Karakter Utama Novel Diatas Sajadah Cinta memiliki dua karakter utama, yaitu Fahri bin Abdillah dan Aisha. Fahri adalah seorang tokoh utama yang cerdas, baik hati, dan penuh semangat. Meskipun menghadapi banyak rintangan dalam studinya di Mesir, Fahri tidak pernah menyerah dan selalu berusaha untuk mengatasi masalahnya dengan baik. Sedangkan Aisha adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, dan pemurung. Meskipun berasal dari keluarga kaya raya, Aisha tidak sombong dan selalu bersikap baik terhadap orang lain. Namun, Aisha juga memiliki masalah dengan keluarganya yang tidak menyetujui hubungannya dengan Fahri karena perbedaan agama dan status sosial. Tema Novel Diatas Sajadah Cinta memiliki beberapa tema yang diangkat, antara lain tentang cinta, agama, dan budaya. Tema tentang cinta terlihat dari kisah cinta antara Fahri dan Aisha yang penuh dengan rintangan dan cobaan. Sedangkan tema agama terlihat dari latar belakang cerita yang berada di Mesir, sebuah negara yang dikenal sebagai pusat keilmuan Islam. Dan tema budaya terlihat dari perbedaan budaya yang dihadapi oleh Fahri dalam studinya di Mesir yang berbeda dengan budaya Indonesia. Kesan Pembaca Banyak pembaca yang memberikan kesan positif terhadap novel Diatas Sajadah Cinta. Mereka menganggap novel ini sebagai sebuah karya yang indah dan penuh makna. Banyak pembaca yang merasa terinspirasi dan terkesan dengan kisah cinta yang diangkat dalam novel ini. Selain itu, banyak pembaca juga merasa terhibur dengan gaya penulisan yang lugas dan mudah dipahami. Kesimpulan Diatas Sajadah Cinta adalah sebuah novel yang indah dan penuh makna. Kisah cinta antara Fahri dan Aisha yang diangkat dalam novel ini menghadirkan banyak pesan moral yang dapat diambil oleh pembaca. Novel ini juga berhasil menggambarkan perbedaan budaya dan agama yang ada di antara masyarakat Indonesia dan Mesir dengan sangat baik. Dengan gaya penulisan yang lugas dan mudah dipahami, novel Diatas Sajadah Cinta dapat menjadi bacaan yang menyenangkan dan inspiratif bagi pembaca.
SRrPKN. 30 463 70 20 421 497 376 491 480
resensi novel diatas sajadah cinta